Berawal dari perbincangan di Black Berry Mesenger (BBM) dengan salah satu jurnalis harian memorandum biro Bojonegoro tanggal 15 Desember 2015, setelah di wawancarai dan diproses oleh redaksi memorandum terbitlah profilku di harian memorandum pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2015 dengan judul singkat yakni satu kata terbaik. Entah terbaik yang dimaksud itu bagaimana, tetapi setidaknya Aku telah berusaha melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain lewat aksi, prestasi dan karya bersama Blogger Bojonegoro, salah satu komunitas blogger yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Profil tentang diriku di harian memorandum ini tidak jauh berbeda dengan profil yang ditulis oleh salah satu media online di Bojonegoro sebut saja beritabojonegoro(dot)com (BBC) lewat media onlinenya pada tanggal 04 Desember 2015, hanya saja di harian memorandum ditambahkan dengan rencana kerja Blogger Bojonegoro tahun 2016. Kalau di harian memorandum itu versi cetak sedangkan yang versi online di beritabojonegoro(dot)com (BBC). Selengkapnya versi online baca di sini : "Lebih dekat dengan Kak Didik Jatmiko : Menjadi Blogger, dari Bojonegoro untuk Indonesia".
Secara pribadi, Aku merasa senang dan bangga karena ada yang sudi untuk memuat profilku di media massa (baik cetak maupun online). Tetapi di sisi lain Aku merasa bahwa diri ini bukan siapa - siapa. Aku juga bukan seorang tokoh hebat atau selebritis. Aku hanyalah seorang pemuda desa yang ingin berbagi, berkarya & menginspirasi lewat karya. Semoga teman - teman yang pernah membaca atau tahu tentang profilku bisa memberikan inspirasi dan spirit tersendiri buat teman - teman untuk selalu bersemangat dalam berkarya. Tidak ada yang tidak mungkin dan tidak ada yang tidak bisa diraih. Asal kita sungguh - sungguh dan tetap berusaha dengan diimbingi do'a maka apa yang kita harapkan pasti tercapai. Amiin
Ada cerita yang menghebohkan saat Aku menggunakan foto artikel profil di harian memorandum ke dalam foto profil BBM-ku. Aku langsung diinbok oleh salah satu temanku. "Kamu masuk memorandum, jadi tersangka kasus apa bro?", tulisnya lewat inbok Black Berry Mesenger (BBM). Dengan santai ku jawab, "Aku nggak jadi tersangka kasus bro?". Dia pun langsung menanggapi, "Itu buktinya kamu masuk di harian memorandum. Kamu pasti habis buat masalah kan?"
Biar nggak terjadi perdebatan yang lebih serius, Aku pun bercerita padanya bahwa yang dimuat bukan karena Aku terlibat dan menjadi tersangka dalam sebuah kasus, melainkan tentang prestasi, karya dan profil diriku. Sahabatku pun menanggapi bahwa sepengetahuan dirinya yang dimuat di harian memorandum adalah berita tentang hukum dan kriminalitas sehingga beranggapan bahwa diriku menjadi tersangka dalam sebuah kasus. Itulah sedikit ceritaku tentang "Menjadi Tersangka di Harian Memorandum Edisi 22 Desember 2015".
Sedahkidul, 26 Desember 2015
Harian Memorandum Edisi 22 Desember 2015 |
Secara pribadi, Aku merasa senang dan bangga karena ada yang sudi untuk memuat profilku di media massa (baik cetak maupun online). Tetapi di sisi lain Aku merasa bahwa diri ini bukan siapa - siapa. Aku juga bukan seorang tokoh hebat atau selebritis. Aku hanyalah seorang pemuda desa yang ingin berbagi, berkarya & menginspirasi lewat karya. Semoga teman - teman yang pernah membaca atau tahu tentang profilku bisa memberikan inspirasi dan spirit tersendiri buat teman - teman untuk selalu bersemangat dalam berkarya. Tidak ada yang tidak mungkin dan tidak ada yang tidak bisa diraih. Asal kita sungguh - sungguh dan tetap berusaha dengan diimbingi do'a maka apa yang kita harapkan pasti tercapai. Amiin
Ada cerita yang menghebohkan saat Aku menggunakan foto artikel profil di harian memorandum ke dalam foto profil BBM-ku. Aku langsung diinbok oleh salah satu temanku. "Kamu masuk memorandum, jadi tersangka kasus apa bro?", tulisnya lewat inbok Black Berry Mesenger (BBM). Dengan santai ku jawab, "Aku nggak jadi tersangka kasus bro?". Dia pun langsung menanggapi, "Itu buktinya kamu masuk di harian memorandum. Kamu pasti habis buat masalah kan?"
Biar nggak terjadi perdebatan yang lebih serius, Aku pun bercerita padanya bahwa yang dimuat bukan karena Aku terlibat dan menjadi tersangka dalam sebuah kasus, melainkan tentang prestasi, karya dan profil diriku. Sahabatku pun menanggapi bahwa sepengetahuan dirinya yang dimuat di harian memorandum adalah berita tentang hukum dan kriminalitas sehingga beranggapan bahwa diriku menjadi tersangka dalam sebuah kasus. Itulah sedikit ceritaku tentang "Menjadi Tersangka di Harian Memorandum Edisi 22 Desember 2015".
Sedahkidul, 26 Desember 2015
@kakdidik13 | Ketua Blogger Bojonegoro, Duta Pemuda Jawa Timur Tahun 2014
Wah congrats mas bisa featured masuk koran bojonegoro.. Semoga makin sering, makin tenar.. :D
ReplyDeleteTerima kasih mbak, itu masuk di harian Memorandum biro Bojonegoro :) tetap semangat hehehe
Deletewih keren yah bisa masuk koran :D
ReplyDeleteTerima kasih mbak Enny :D tetap semangat ngeblog hehehe
DeleteKeren....
ReplyDeleteSukses selalu buat Didik
Terima kasih kak Taher atas do'anya. Apa kabar Kalimantan Selatan ? Kangen nih, do'akan secepatnya ulun bisa datang ke sana lagi ya. Amiin
DeleteKeren banget, Kak Didik bisa jadi ikon nya Bojonegoro nih :)
ReplyDeleteSukses selalu ya
Terima kasih mbak Ani Berta. Wah, ikon yang seperti apa mbak? Kapan nih ke Bojonegoro? Ditunggu kedatangannya untuk berbagi inspirasi & semangat untuk NgeBlog hehehe. Sukses juga buat mbak Ani Berta. Amiin
Deleteahahahaha
ReplyDeleteiya memorandum identik dengan koran kriminal
udah lama gak baca eui
sejak kecil suka baca krn bapak kerja di media trus dapat koran gratisan, memorandum ini juga salah satunya :))
Yups, makanya jadi heboh mbak ketika Aku masuk di harian memorandum hehehehe
Delete