Banner Of Asean Blogger Festival indonesia 2013 |
Bulan mei adalah bulan kelahiranku. Di bulan ini aku diberi kado yang sangat spesial sekali dari Blogger Bojonegoro, yaitu ikut kegiatan ASEAN Blogger Festival Indonesia Tahun 2013 di Kota Solo pada tanggal 09 - 12 Mei 2013. Perjalan yang sangat melelahkan dan mengasyikkan, dimulai dari Kota Ledre “Bojonegoro” hingga Surabaya dan akhirnya tiba di Kota Solo. Sesampainya di Kota Solo, tepatnya di Hotel Kusuma Sahid Prince, kami pun registrasi bersama peserta yang lainnya. Saat regristrasi peserta diberi voucher Wifi.ID. Kebetulan saya dan tiga temenku dari Blogger Bojonegoro mendapat tempat di Hotel Kusuma Sahid Prince sedangkan keempat temanku menempati Hotel Sahid Jaya. Aku pun segera menemui resepsinois dan dikasih amplop dan kunci kamar hotel nomor 218. Aku pun diantar oleh belboys menuju kamar 218. Setelah merebahkan badan sejenak, bel pun berbunyi dan aku buka pintu ternyata belboys yang datang dan mengatakan aku harus pindah ke kamar hotel nomor 136. Hahahahaha dalam hati ku tertawa, baru sejenak istirahat pindah kamar lagi.
Menuju Rumah Dinas Walikota Surakarta |
Setelah sholat isya’, peserta ASEAN Blogger Festival Indonesia 2013 berkumpul dan berangkat ke Rumah Dinas Walikota Surakarta “Loji Gandrung” untuk memenuhi undangan “Welcome Dinner” Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo. Sebelum memasuki kawasan untuk dinner, peserta diberikan oleh-oleh berupa buku tentang pemerintah kota surakarta khususnya dinas pariwisata kota solo dan buku agenda kegiatan Pemerintah Kota Surakarta Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika tahun 2013 dan 2014. Setelah selesai dinner bersama, kami pun kembali menuju ke penginapan tentunya naik bus bersama rombongan. Aku pun berkenalan dengan sahabat baru namanya Agustinus Wibowo, ternyata dia adalah penulis buku-buku catatan perjalanan : Selimut Debu (Gramedia Pustaka Utama, 2010), Garis Batas (Gramedia Pustaka Utama, 2011), dan yang terbaru Titik Nol (Gramedia Pustaka Utama, 2013).
Ini dia HP ku, SPC TS-500 |
Kampung Laweyan |
1. KAMPUNG LAWEYAN
Ketika menyusuri jalan – jalan sempit di Kampung Laweyan, mata saya langsung menangkap sisa – sisa kejayaan perbatikan di masa lalu. Rumah – rumah kuno besar dengan pagar – pagar tinggi memagari gang – gang kecil disepanjang kampung yang rapi dan asri. Rumah – rumah tua dengan arsitektur kuno dan masih terawat dengan baik ini adalah bukti sejarah kemakmuran para juragan batik Laweyan tempo doeloe. Kampung seluas 24,8 hektar ini memiliki banyak gang sempit. Jalan – jalan kecil ini hanya muat dilalui sepeda motor. Saya memilih jalan kaki menyusuri jalanan sepanjang kampung. Cukup melelahkan juga. Atmosfer batik sudah terasa sejak aku memasuki gerbang perkampungan. Mata langsung tergoda oleh jejeran toko – toko yang memamerkan kain dan baju batik dalam aneka motif dari balik kaca. Keeksklusifan batik Laweyan masih terasa hingga saat ini. Beberapa tempat yang saya datangi hanya menjual batik tulis dengan mutu yang sangat bagus. Harganya? Tentu saja menyesuaikan dengan mutu. Ada yang ratusan ribu hingga jutaan rupiah per lembarnya. Tetapi jangan khawatir, banyak juga kok yang menjual baju - baju dan kain batik dengan harga sangat terjangkau.
Ketika menyusuri jalan – jalan sempit di Kampung Laweyan, mata saya langsung menangkap sisa – sisa kejayaan perbatikan di masa lalu. Rumah – rumah kuno besar dengan pagar – pagar tinggi memagari gang – gang kecil disepanjang kampung yang rapi dan asri. Rumah – rumah tua dengan arsitektur kuno dan masih terawat dengan baik ini adalah bukti sejarah kemakmuran para juragan batik Laweyan tempo doeloe. Kampung seluas 24,8 hektar ini memiliki banyak gang sempit. Jalan – jalan kecil ini hanya muat dilalui sepeda motor. Saya memilih jalan kaki menyusuri jalanan sepanjang kampung. Cukup melelahkan juga. Atmosfer batik sudah terasa sejak aku memasuki gerbang perkampungan. Mata langsung tergoda oleh jejeran toko – toko yang memamerkan kain dan baju batik dalam aneka motif dari balik kaca. Keeksklusifan batik Laweyan masih terasa hingga saat ini. Beberapa tempat yang saya datangi hanya menjual batik tulis dengan mutu yang sangat bagus. Harganya? Tentu saja menyesuaikan dengan mutu. Ada yang ratusan ribu hingga jutaan rupiah per lembarnya. Tetapi jangan khawatir, banyak juga kok yang menjual baju - baju dan kain batik dengan harga sangat terjangkau.
2. KAMPUNG KAUMAN
Tak begitu jauh dari Laweyan, ada kampung lain yang tak kalah seru untuk dikunjungi. Kampung ini bernama Kampung Wisata Batik Kauman. Letaknya tak jauh dari Keraton Surakarta dan Masjid Agung Solo. Seperti halnya Laweyan, kawasan ini juga merupakan kawasan pengrajin dan penjual batik Solo sejak lama. Salah satu tempat pengrajin pelopor batik di Kauman adalah Batik Gunawan Setiawan. Tempat yang letaknya di ujung pertemuan Jalan Cakra dan Jalan Wijaya Kesuma ini kental dengan nuansa tradisional. Toko sekaligus tempat membuat batik Gunawan Setiawan ini milik Pak Gunawan. Eyang buyut-nyalah yang memulai bisnis batik di Kauman, sekitar tahun 1890. ”Jaman dulu hampir semua keluarga di kawasan ini adalah pembatik,” ujar Pak Gunawan.
Gapura Menuju Kampung Kauman - Solo |
Baru pada tahun 1972, ayahanda Bapak Gunawan, yaitu Bapak Muhammad, mengubah lokasi ini menjadi workshop. Selain tempat membuat batik dari bentuk awalnya yang berupa kain mori sampai menjadi batik bermutu tinggi, Bapak Muhammad juga mengubah bangunan rumahnya menjadi ruang pamer dan toko. Selain batik tulis, Pak Gunawan juga menghasilkan batik khas Surakarta, serta batik saudagaran yang memadukan gaya klasik dan tradisional.
Pak Gunawan menggunakan bahan – bahan pewarna alami untuk mewarnai kain- kain batiknya. Bahan – bahan naturan tersebut berasal dari kayu teger, kayu tinggi, kayu jambal, serta bahan – bahan lain yang berasal dari tumbuh – tumbuhan. Sayang, kemilau batik di seluruh Nusantara sempat redup selama bertahun – tahun. Baru pada 2008-an pamornya mulai kembali naik. Hal ini tentu saja membuat para pengrajin gembira. Meskipun Gunawan meyakini bahwa membatik adalah urusan seni yang berkaitan erat dengan rasa dan selera, sebagai pengusaha dirinya tetap harus menyiapkan stok – stok batik dengan motif yang lebih umum. “Misalnya saja sidomukti, truntum, wahyu temurun, serta parang. Ini salah satu cara agar kami bisa terus hidup,” paparnya.
Workshop sekaligus toko milik Gunawan ini sungguh kental dengan nuansa tradisional.di bagian depan rumah pengunjung disuguhi anekajenis batik dalam beragam coraknya. Pengunjung yang penasaran akan proses membatik, bisa langsung menuju belakang rumah. Akan langsung terlihat sejumlah pekerjayang sibuk mengerjakanproses pembatikan. Mulai mola (membuat pola batik dengan pensil), sampain nglorod (proses terakhir batik tulis sebelum batik dikeringkan).
Gunawan juga menyediakan museum batik di workshop-nya. Kain – kain kuno dengan motif yang sudah sangat sulit kita temukan sekarang ini, ditempatkan di lemari – lemari kayu berukir yang terdapat di beberapa sudut ruangan, dan ada juga yang dipamerkan di meja dan dibatangan kayu yang digantung di atap. Setiap kain yang dipajang dilengkapi dengan label – label yang menerangkan motif setiap kain baik yang dipajang itu. Tak hanya kain batik yang dipamerkan di Meueum Batik Kauman, melainkan juga alat – alat yang pernah digunakan dalam proses pembuatan batik. Ada alat pres yang terbuat dari besi buatan tahun 1940. Alat ini mereka pakai untuk kmerapikan batik yang akan dikemas. Sejumlah alat stempel motif kuno yang biasa dipakai untuk membuat batik cap pun ada di sini.
Pasar Klewer Surakarta |
3. PASAR KLEWER
Berbeda dengan Kauman dan Laweyan, Klewer menyediakan batik-batik khas Solo yang murah meriah. Bangunan dua lantai seluas 13 ribu m2 yang letaknya tepat di Alun – Alun Utara Solo ini dipenuhi jejeran toko – toko yang menjual aneka jenis batik. Harga batik – batik di sini tergolong sangat terjangkau dan sangat cocok untuk penjual batik berbelanja barang dagangan untuk dijual kembali di tempat lain. Harga yang ditawarkan pun berkisar Rp. 10.000,- sampai Rp. 85.000,- so harus pandai - pandai untuk menawar. Mau cari kain tenun dan lurik juga banyak, tinggal pilih.
Berbeda dengan Kauman dan Laweyan, Klewer menyediakan batik-batik khas Solo yang murah meriah. Bangunan dua lantai seluas 13 ribu m2 yang letaknya tepat di Alun – Alun Utara Solo ini dipenuhi jejeran toko – toko yang menjual aneka jenis batik. Harga batik – batik di sini tergolong sangat terjangkau dan sangat cocok untuk penjual batik berbelanja barang dagangan untuk dijual kembali di tempat lain. Harga yang ditawarkan pun berkisar Rp. 10.000,- sampai Rp. 85.000,- so harus pandai - pandai untuk menawar. Mau cari kain tenun dan lurik juga banyak, tinggal pilih.
Ada yang unik dan pasar Klewer ini. Di lantai dua ada sebuah stasiun radio lokal, yang siap memutarkan lagu – lagu kesayangan semua pedagang dan pengunjung pasar. Setiap pagi, bahkan sebelum kantor radio dibuka, para pedagang sudah menaruh lembar – lembar kertas berisi permintaan lagu yang ingin diputar. Para peminta lagu bisa mengirimkan lagu pesanannya untuk teman – teman sesama pedagang atau pengunjung Pasar Klewer.
Daftar Nama Es Kreatif Solo |
Beranjak dari ketiga tempat tersebut, sebelum menuju ke Keraton Surakarta. Aku dan teman-temanku Blogger Bojonegoro beristirahat sejenak di pinggir jalan di depan Pasar klewer sambil menikmati es. Ada yang unik dari yang dijajakan oleh pedagang ini, yaitu nama-nama es nya unik sekali. Ada Es Ganja, Es Estasi, Es Susana, Es STNK, Es BPKB, Es SIM-C, dan yang paling murah Es Toyota. Dari nama-namanya unik banget. Akhirnya kami pun pesan Es Teller dengan harga Rp.5.000,- per porsi. Aku pun bertanya kepada penjualnya. “Bapak, nama-nama es nya unik banget. Kalau boleh tahu artinya apa?”. Penjual menjawab “Kalau Es Ganja itu maksudnya Es Degan Saja, Es Toyota maksudnya Es Toyo Tawar, dan sebagainya”. Selesai minum es, kami beranjak menuju Keraton Surakarta untuk mengikuti acara selanjutnya dan Closing Ceremony Program ABFI 2013. Dengan adanya event seperti ini, akan menambah wawasan kita tentang “Kekayaan Khasanah Warisan Budaya Bangsa dan Upaya Konstruktif Menuju Komunitas ASEAN 2015”.
Berikut foto-foto saat kegiatan ABFI 2013 di Solo :
Aku Di Museum Sangiran Bersama Blogger SINGAPURA, Blogger Bojonegoro dsb |
Narsis Blogger Bojonegoro di Luar Museum Sangiran |
Hore, Bisa Naik Sepur Kluthuk Jaladara. Semula hanya tahu di TV !!! |
Top Banget, Naik Sepur Kluthuk Jaladara |
Suasana Setelah Naik Bus Tingkat Werkudara Kota Solo |
Wahh keren .. kapan ya pariwisata Bojonegoro bisa seperti SOLO
ReplyDeletesiip...tidak sia-sia 4 hari 3 malam di Solo bisa komplit mengunjungi tempat2 menarik! salam
ReplyDeleteCeritanya lengkap banget. Support buat Kak Didik.
ReplyDeleteTepuk pramukaaaaa.. prok prok prok, prok prok prok, prok prok prok prok prok prok prokk (dengan nada tepuk pramuka...)
ReplyDeleteWelha, liputannya jos gandos.... Mantep, lengkap, berisi, dan rajin menabung (Lho?).. pokoke renyah...
Btw, aku melu nampang sithik ng Sangiran, paling bagus dhewe lho aku kang Didik
@Jonegoroan : Semangat Untuk Pariwisata Bojonegoro, mudah-mudahan bisa seperti SOLO
ReplyDelete@iRa : Makasih ya....
@Irvan : Ma kasih ya.... Salam semangat !
@Lelly : Asyik donk !!!! Bersama ASEAN Blogger....
@Sang Nanang : 4 hari yang memberikan sejuta kenangan....bahkan lebih
@Bang Aswi : Trims....
@Sundul Magetan : Trims supportnya, kapan ya Blogger Bojonegoro diajak ke Telaga Sarangan....
@Rifaun Naim : Makasih mas.... Jos Gandossss
@Kak Randu : Amin... Ma kasih kak,.... Salam Pramuka !
@Agus : Ma kasih... Tepuk Pramuka juga ya !
@Bali Hotels : Kapan ya Blogger Bojonegoro diundang ke Bali... Asyik kayaknya....
@Info Wisata Surakarta : oke !!!! Solo is Ok
Kak, fotonya kurang :D
ReplyDeleteKurang gimana? itu dah cukup mbak.....
ReplyDelete