Didik Jatmiko, itulah nama lengkapku. Sebuah nama yang diberikan oleh orangtuaku sejak aku dilahirkan di dunia ini. Teman – teman memanggilku “Kak Didik”. Aku dilahirkan di sebuah kota kecil yang bersih di Jawa Timur. Sebut saja “Kota Bojonegoro”, sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kota ledre. Bagi teman – teman yang ingin silaturrohim, bermain dan berkunjung ke gubuk orangtuaku, langsung saja cari alamat ini : Desa Sedahkidul RT.004/RW.001 Kecamatan Purwosari Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.
Memang tempat tinggalku cukup jauh dari pusat pemerintahan kota/kabupaten Bojonegoro, kurang lebih sekitar 30 km ke arah barat Kabupaten Bojonegoro. Orangtuaku sehari-hari bekerja sebagai petani, bapak di sawah sedangkan emak (baca : ibu) berjualan kembang (baca : bunga tabur) di Pasar Punggur dengan penghasilan yang tak menentu, kadang sepi dan kadang ramai saat pasaran kamis legi dan jum’at pahing. Keluargaku termasuk salah satu keluarga golongan ekonomi menengah cukup yang terdapat di desa Sedahkidul. Walaupun demikian, kami selalu mensyukuri nikmat dan rejeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Memang tempat tinggalku cukup jauh dari pusat pemerintahan kota/kabupaten Bojonegoro, kurang lebih sekitar 30 km ke arah barat Kabupaten Bojonegoro. Orangtuaku sehari-hari bekerja sebagai petani, bapak di sawah sedangkan emak (baca : ibu) berjualan kembang (baca : bunga tabur) di Pasar Punggur dengan penghasilan yang tak menentu, kadang sepi dan kadang ramai saat pasaran kamis legi dan jum’at pahing. Keluargaku termasuk salah satu keluarga golongan ekonomi menengah cukup yang terdapat di desa Sedahkidul. Walaupun demikian, kami selalu mensyukuri nikmat dan rejeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Sejak usia SMP, aku senang sekali berorganisasi. Adapun organisasi yang ku ikuti saat itu adalah OSIS, Pramuka dan PMR. Alhamdulillah, berkat pengalamanku tersebut, bulan november 2011 hingga saat ini aku menjadi Pengurus Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Bojonegoro / DKC Bojonegoro di bidang pengabdian masyarakat. Selain aktif berorganisasi, aku pun menyukai kegiatan – kegiatan yang bersifat sosial, seperti bakti sosial dan sebagainya. Aku bergabung dan menjadi anggota Komunitas Blogger Bojonegoro sejak tahun 2011. Saat itu, aku mengikuti pelatihan nge-Blog yang diadakan oleh Komunitas Blogger Bojonegoro di Perpustakaan Daerah Kabupaten Bojonegoro. Selama menjadi anggota Komunitas Blogger Bojonegoro, banyak hal yang ku dapat dan ku pelajari, diantaranya dapat ilmu, sahabat baru dan pengalaman tentunya.
Event luar terbesar dan pertama kali yang pernah ku ikuti adalah kegiatan ASEAN Blogger Festival Indonesia atau ABFI 2013 yang diselenggarakan di Kota Solo pada tanggal 09 – 12 Mei 2013 dan bertempat di Kusuma Sahid Prince Hotel. Dalam event ini, banyak hal yang masih dan harus ku pelajari, yaitu pemahaman tentang bahasa inggris. Mengapa bahasa inggris? Karena bahasa inggris itu adalah bahasa internasional, bahasa yang menjadi modal awal kita untuk menguasai dan menjalin komunikasi antar blogger yang berasal dari ASEAN dan luar negeri.
Suatu saat, ada teman yang bertanya dan heran terhadapku. “Kak, pean kan belum punya laptop dan modem, kenapa kakak nge-Blognya semangat banget?”. Aku pun menjawab, memang aku belum punya itu, tapi jika menunggu sampai mempunyainya maka aku akan tertinggal informasi. Aku ndak mau menjadikan hal tersebut sebagai penghalang untukku belajar dan meraih kesuksesan. Toh di luar masih banyak tempat menungguku untuk belajar dan nge-Blog. “Apa itu?”, Warnet. Aku menjadikan warnet sebagai media untukku belajar. Tentunya semua itu harus disyukuri dan dibekali dengan kemauan, semangat belajar dan nge-Blog.
Dua minggu kemudian, tepatnya tanggal 24 – 26 Mei 2013, aku bersama sembilan temanku dari Komunitas Blogger Bojonegoro mengikuti acara yang sangat spektakuler, yaitu “Festival TIK Untuk Rakyat dan Inkreashow (Industri Kreatif Show) 2013” di JX International JL. Ahmad Yani No. 99 Surabaya. Ini adalah event terbesar kedua yang ku ikuti. Pokoknya rugi banget, jika tidak mengikutinya. Mengapa ? Karena di dalam event ini terdapat tiga agenda besar. Pertama, exhibition yang menampilkan produk langsung hasil dari dunia TIK maupun produk yang telah memanfaatkan media TIK untuk pengembangan bisnis dan usaha industri kreatif. Dalam exhibition ini para pengunjung diberikan kesempatan untuk melihat-lihat produk melalui stand – stand yang telah tersedia.
Kedua, edukasi berupa acara talkshow dan workshop yang terbagi atas pembekalan konten materi kreatif berbasis online (content education), pembekalan teknis pembuatan media online untuk industri kreatif (development education) dan pembekalan pelatihan kewirausahaan untuk pengembangan bisnis (entrepreneur education). Talkshow dan workshop dalam festival TIK ini diisi oleh narasumber –narasumber yang profesional seperti, Onno W. Purbo yang merupakan Bapak Open Source Indonesia, Donny B.U dari ICT Watch, animator Adhicipta R, Andrew Darwis selaku CEO Kaskus Indonesia, technopreneur Nukman Luthfie dan entrepreneur – entrepreneur muda Indonesia lainnya. Ketiga, merupakan agenda hiburan yang bertajuk gebyar, mulai dari pertunjukkan budaya tari dan wayang kulit.
Selain hal tersebut di atas, ada juga rangkaian kegiatan sharing dan perkenalan antara blogger – blogger yang hadir dalam kegiatan festival dengan Relawan TIK. Hadir dalam kesempatan tersebut, Relawan TIK dari Papua. Dia mengatakan, bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, oleh karena itu kemajuan TIK di sana pun tak lepas dari perhatian dan kepedulian dari Relawan TIK dari daerah – daerah di Indonesia. Selain sharing, ada juga kegiatan atau acara “Blogger Bicara Komunitas”. Acara ini digagas oleh dBloggerSuroboyo yang bekerja sama dengan BLOGdetik dan Relawan TIK. Dalam hatiku pun berkata “Aku ingin menjadi Relawan TIK di Bojonegoro”. Ingin rasanya berbagi dan sharing ilmu lagi dengan teman – teman yang berasal dari luar jawa.